
Bang Arief, begitulah kami memanggilnya....nama lengkapanya Imam Khairul Arief; arti secara bebasnya adalah Pemimpin yang Baik dan Bijaksana.....; itulah yang kami harapkan dari anak nomor dua kami ini.
Namun Allah yang Maha Kuasa berkehendak lain - Sewaktu dalam kandungan CMV (Cito Megali Virus) menyerangnya - Bang Arief terlahir sebagai penyandang tuna grahita - IQ nya dibawah normal, motorik halus nya tidak berkembang baik, bicaranya gagap, sikapnya hiperaktif, kemampuan matematisnya sangat sederhana, prilakunya kadang emosional dan ekspresif.
Bang Arif saat ini (Juli 2007) telah duduk di bangku kelas 3 SMP Luar Biasa (SLB C) "Nur Abadi" usianya yang masuk 15 tahun, menyebabkan dia berada pada masa puber nya (sama seperti remaja normal lainnya, penyandang tuna grahita juga mengalami masa puber) susah sekali mengatur sikapnya.
Entah mengapa tanggal 17 Agustus dipilihnya sebagai hari kemerdekaannya, pagi itu sekitar jam 05.45 dia sudah siap berpakaian seragam sekolahnya - setiap pagi saya selalu mengantarnya ke sekolah dan pulangnya dia naek ojek langganan - begitu saya selesai mandi dan siap mengantarnya ternyata Bang Arif sudah tidak ada. Pintu depan terbuka dan saya longok keluar pintu pagar juga terbuka.....Bang Arif kabur....;
Kamipun panik.... memang sudah lama dia minta pergi ke sekolah sendiri naek angkot; tapi selalu kami larang (siapa juga yg tidak kuatir anak seperti ini berangkat sendirian) dan kami selalu janjikan nanti kalo pas liburan kami akan latih naek angkot. Rupanya hari inilah batas kesabaran dia menanti janji kami......
Isteri saya dapat info dari seorang ibu tetangga bahwa dia melihat bang Arif berlari dengan seragam sekolah ke ujung jalan besar.....; Saya keluarkan Mat item (scorpio ku) mencoba mencari Bang Arif.....di ujung jalan Poltangan tidak ketemu, ke Arah gedung Antam tidak juga bersua - lanjut ke stasiun KA Lenteng Agung juga tidak tampak; akhirnya saya putuskan ke sekolahnya di Jagakarsa. Sampai di sekolah yang masih sepi saya lihat bang Arif sedang duduk di bangku panjang di depan kelas......alhamdulillah gumamku.
Dia cengar-cengir melihat saya datang dan berucap "Ayah....berhasil yah, abang berhasil naek angkot ke sekolah".......tanpa rasa salah sedikitpun....huh.....
Itulah awal kemerdekaan bang Arif....... selanjutnya petualangan demi petualanganpun dia mulai.............
Tanggal 18 Agustus dia kabur ke rumah Yangti nya di Tegalan-Matraman, Begitu juga tanggal 21 Agustus berhasil mengelabui tukang ojek langganannya dia kabur ke tempat Yangti nya lagi...
Tanggal 24 Agustus dia kabur lagi tapi gak jelas mau kemana dia - dipergoki isteri saya yang sedang pulang kantor.
Tanggal 29 Agustus kabur lagi kali ini dia pulang di anter tukang ojek Stasiun Pasar Minggu.
Untuk menghindari hal-hal yg tidak di inginkan kami belikan dia kalung - seperti kalung pasukan Amerika, dengan peneng graviran nama dan alamatnya sebagai bandul kalung tsb.
Tanggal 07 September kabur lagi dia, kali ini dia muncul di Tanjung Priok nyusul ke kantor saya.
Tanggal 08 September lagi-lagi kabur kali ini dia muter2 dulu ke jalan Sabang, mampir ke duta suara..(beli kaset) dan kemudian muncul di rumah Yangtinya......
Duh....bang Arif kemana lagi kamu akan bertualang nak?......hiks....bisa jadi dia akan muncul di tempat anda.......
Bang Arif semoga Allah SWT selalu melindungimu dimanapun kamu berada - ayahmu tidak akan bisa mendampingimu dalam kehidupanmu selamanya nak.......tapi Allah bisa.
Selamat Merdeka ya nak...........