Wednesday, February 24, 2010

Memutar yang Baik (untuk Biker)

Beberapa waktu yang lalu ada postingan di salah satu milis komunitas biker yang saya ikuti, yang menanyakan bagaimana cara memutar yang baik, Namun karena kesibukan saya menyebabkan saya tidak sempat mengikuti topik tersebut sehingga tidak tahu bahasan teman2.

Menurut saya cara memutar yang baik adalah sebagai berikut dibawah ini, mohon di ingat ini adalah pendapat pribadi saya berdasarkan pengalaman selama ini. Apabila ada saran memutar yang lebih baik yang dikeluarkan dari sumber yang kompeten, maka silahkan ikuti saran tersebut.

Dalam memutar ada tiga hal utama yang harus diperhatikan.

1. Tempat Memutar
2. Proses/prosedur Memutar
3. Mengutamakan keselamatan baik diri sendiri maupun orang lain.


1. Tempat Memutar

a. Jalan yang memiliki pemisah jalur

1. Jika jalanan memiliki pembatas jalan, maka berputarlah di tempat putaran yang memang disediakan untuk kita (ada rambu tanda berputar – U Turn).

2. Jangan berputar ditempat putaran yang diperuntukan kendaraan dari arah berlawanan, ataupun yang terdapat rambu dilarang berputar (U Turn – dicoret)

3. Jangan berputar di ujung lampu pengatur lalu lintas (traffic light), kecuali jika ada rambu diperbolehkan memutar ditempat tersebut.

4. Jangan sekali-kali menggunakan jembatan penyeberangan untuk berputar, jalur tanjakan yang disediakan dijembatan penyerberangan adalah untuk gerobak pedagang, bukan untuk sepeda motor. Jembatan penyeberangan adalah untuk pejalan kaki bukan untuk sepeda motor, jika anda menggunakan jembatan penyeberangan untuk memutar, selain melanggar aturan lalu lintas, anda jelas adalah biker kampungan

b. Jalan yang tidak memiliki pemisah jalur

1. Jika jalanan tidak memiliki pemisah jalur maka carilah tempat yang cukup lebar untuk memutar dan jalur yang lurus serta datar.

2. Jangan memutar di tanjakan/turunan yang terjal (ada kemungkinan anda tidak terlihat oleh pengendara lain, selain itu kemiringan jalan bisa mengganggu keseimbangan motor)

3. Jangan memutar di jalanan yang menikung - posisi anda mungkin tidak terlihat oleh pengendara lain yang akan masuk ke tikungan tersebut.

4. Jika situasi lalulintas ramai tunggu sampai situasi cukup aman untuk berputar, selama menunggu jika perlu berhent dulu di sisi kiri jalan.


2. Prosedur memutar

1. Nyalakan lampu sein setidaknya 50 m sebelum U Turn

2. Lihat spion untuk mengetahui posisi kendaraan2 dibelakang kita

3. Saat berpindah dari jalur kiri ke kanan jangan memotong jalan terlalu tajam

4. Jika kendaraan dari belakang cukup ramai jangan paksakan diri untuk memotong

5. Jika sudah berada diputaran, perhatikan arus dari arah berlawanan, tunggu sampai situasinya memungkinkan anda untuk keluar dari putaran. Memaksakan diri langsung keluar dari putaran bisa membahayakan diri anda dan pengguna jalan lainnya.

6. Keluar dari putaran jangan langsung memotong arus

7. Berpindahlah dari jalur kanan ke kiri dengan menyalakan sein dan memperhatikan arus kendaraan dari belakang anda.



3. Utamakan keselamatan.

Utamakan keselamatan adalah hal terpenting dalam kita mengendarai kendaraan (baik motor maupun mobil). Kedua poin diatas (tempat memutar dan proses memutar) semuanya dimaksudkan agar kita selamat, jadi jangan ragu untuk maju mungkin 100 – 200 meter kedepan untuk mencari tempat berputar yang aman, daripada anda memaksakan diri berputar ditempat yang membahayakan.



OK Bro and Sis…selamat berputar dan tetap utamakan keselamatan……

Monday, February 22, 2010

Mau Menarik....? jangan lebai Plissss

“Kriiiiiiiiiiiiiiiingg…” sebuah jam beker tampak berdering panjang dan nyaring diatas sebuah meja. Tiba-tiba braak! Sebuah tongkat bisbol (baseball) menghantam si jam beker tanpa ampun, jam bekerpun jatuh dan hancur berantakan.

Kemudian tampak seorang gadis cantik - si pemegang tongkat bisbol, sedang ber hahaha-hihihi dengan seseorang melalui hand phone nya.

Sesaat kemudian tiba-tiba si jam beker yang sudah hancur ini berdering kembali, si gadis cantik tampak kesal dan dengan bengis (lihat mimik mukanya) menghantamkan kembali tongkat bisbol ke jam beker tersebut………

Diatas tadi adalah adegan sebuah klip iklan sebuah operator telepon selular, iklan ini begitu seringnya ditayangkan di layar kaca televisi di rumah anda akhir-akhir ini.

Mungkin anda sering melihatnya, juga mungkin anak-anak anda…….dan kita tidak tahu apa yang ada di benak anak anda ketika melihat adegan tsb.

Terus terang saya tidak suka iklan ini, terlalu mengumbar kekerasan, kemarahan, semangat penghancuran…….

Walaupun jam beker bukan benda hidup, tapi pesan menghancurkan benda itu begitu kental, seakan kita boleh marah dan menghancurkan setiap benda yang mengganggu kesenangan kita.

Menurut saya ini adalah contoh iklan yang tidak pantas, karena mengajarkan kekerasan dan mengumbar kemarahan…… Bayangkan jika cara-cara penghancuran seperti itu di tiru oleh anak-anak kita, mungkin yang dihancurkan mainannya sendiri dengan menggunakan tongkat golf bapaknya….mungkin. Supaya dibelikan mainan yang baru hehehe…..

Jika kita amati iklan-iklan di TV banyak sekali yang tidak pantas sebenarnya karena mengajarkan hal-hal yang buruk terutama kepada anak-anak.

Memang sebuah iklan harus kreatif dan menarik sehingga produk yg di iklan kan tertanam di benak pemirsa, namun pastinya ada cara-cara kreatif lain yang lebih elegan, lebih santun, terhormat dan mendidik dalam mengiklankan suatu produk…..

So, mau menarik?......jangan lebai plis.

Sunday, February 21, 2010

Yang Tercepat



“Yah, kata tante Susan ayah nyetirnya kenceng juga ya” Demikian kata Alin anakku meneruskan komentar dari adik iparku Susan – saat itu kami sedang berkonvoi tiga mobil dalam perjalanan menuju Garut – Jawa Barat.

Mendengar komentar itu saya jadi berpikir, apa bener saya nyetirnya kenceng? menurut saya sendiri saya termasuk slow driver.

Dari empat bersaudara yang lelaki dalam keluarga saya, yaitu Mas Anang (alm), Mas Kokok, Saya sendiri dan si bungsu Teguh maka yang tercepat baik dalam mengendarai mobil maupun menunggangi motor adalah almarhum Mas Anang.

Mas Anang nggak pernah pelan kalo bawa mobil, gaya mengemudinya kenceng dan berani tapi tidak kasar atau ugal2an – sebenernya saya seneng dengan gaya mengemudinya tapi tidak demikian dengan Bapak, dia tidak terlalu cocok dengan gaya mengemudi Mas Anang.

Makanya kalo pergi liburan keluarga bersama Bapak, beliau lebih suka saya yang mengemudikan mobil, mungkin karena saya belajar mobil langsung dari didikan Bapak, maka sebagian gaya mengemudi Bapak menurun ke saya. Mas Anang dan Mas Kokok seingat saya belajar mengemudi sendiri, ini karena mas Anang lama tinggal di Yogya (kuliah) sedangkan mas Kokok lama dinas di Ambon.

Teguh sendiri sebenarnya pengemudi yang baik dan setahu saya juga diajari menyetir oleh Bapak, sayang kecelakaan hebat di Pantura tampaknya meninggalkan trauma yang dalam, sehingga kelihatannya sekarang jadi kurang pede untuk menyetir jarak jauh.

Mas Anang jugalah yang mengajari saya pertama kali bawa motor di jalanan luar kota, tepatnya dari Yogya ke Kaliurang. Saat itu saya masih kelas 3 smp saya dikasih kepercayaan untuk mengendarai Yamaha DT 100 (motor trail) sementara dia mbonceng sambil memberi instruksi bagaimana cara mengambil tikungan, memainkan perpindahan gigi di jalanan yang menikung dan menanjak. Bagaimana menggunakan engine brake di jalanan menurun, bagaimana menyusul yang baik dan lain sebagainya.

Rasanya itulah pelajaran turing motor saya yang pertama kali.

Sayang penyakit jantung yang diderita mas Anang menyebabkan mas Anang harus lebih dahulu meninggalkan kami untuk menghadap Allah SWT pada usia yang relative masih muda (40th). Terima kasih mas Anang atas segala pelajaran riding skill nya.

Nah bagaimana dengan keluarga anda? Siapakah yang tercepat dalam keluarga anda……..

Thursday, February 18, 2010

Ketika Saya merasa Menjadi Biker Cupu

Kamis malam 18 Februari 2010, sekitar jam 20 dengan menunggang Mat Item - Yamaha scorpio ku saya tinggalkan halaman kantor yang berada di kawasan Tanjung Priok untuk pulang menuju rumahku di daerah Pasar Minggu.

Gerimis tipis yang saat itu turun tidak begitu saya pedulikan, saya arahkan mat item menyusuri jalan Yos Sudarso, lalulintas malam itu masih ramai namun lumayan lancar.

Di lampu merah perempatan jl Pemuda – Pramuka, lampu lalulintas menyala merah, sayapun berhenti demikian juga dengan motor2 lain, tiba-tiba boncenger di motor sebelah bertanya pada saya.

“Pak, jalan ke Merak lewat mana ya?”

“Heh, ke Merak?” tanya saya balik, seakan tidak percaya, sambil memperhatikan sipenanya yang ternyata seorang perempuan berperawakan agak gemuk.

“Iya pak ke Merak” katanya meyakinkan saya.

“Wah masih jauh dari sini mbak – ya udah ikuti saya dulu deh nanti didepan saya jelasin” kata saya soalnya lampu sudah menyala hijau.

Motor si gemuk inipun mengikuti motor saya membelok ke jalan pramuka. Diujung jalan pramuka kami berhenti si gemuk ini turun sementara ridernya tetep menunggu di motor.

Kini saya lebih bisa memperhatikan lagi sosok perempuan ini, badanya tidak terlalu tinggi ya rata2 tinggi perempuan Indonesia lah, perawakannya agak gemuk usianya mungkin belum 30 tahun, pakaiannya bersahaja, celana jin ¾ tanpa sepatu (pakai sandal), mengenakan jacket anak muda yang ada kupluknya, dan pake helm half face. Jelas perempuan ini bukan anak motor, ataupun anggota klub motor yang sedang turing.

“Memangnya mau ke Merak ya mbak?” tanya saya kembali meyakinkan akan tujuan mereka.

“iya pak” jawab nya.

“Ya udah kamu nanti dari sini lurus aja terus cari jalan yang arah Grogol, terus ke Tangerang”

“Kamu tau Grogol kan?” tanya saya

“Ndak Pak, saya ngak tau, saya baru nyampe dari Blitar” katanya….

“Hah Blitar?... Mas yang itu tau nggak Grogol?” kata saya sambil menunjuk si Rider yang ada diatas motor (saya berpikir si gemuk ini orang Blitar dan diboncengin sama si Rider ini yang orang Jakarta).

“Dia Ndak tau juga pak, dia bareng-bareng saya dari Blitar, dan dia juga perempuan” kata si Gemuk menjelaskan…..(si rider ini pake helm full face makanya saya nggak tau kalo dia perempuan)

“Hah jadi kalian dari Blitar?.....trus tadi darimana?”….tanya saya dan makin kaget

“Iya kami tadi dari Tanjung Priok mau nyari kapal ke Lampung, tapi nggak ada dan disarankan ke Merak aja” katanya menjelaskan…….

Ampun deh dua perempuan ini nekat banget, dari Blitar mau ke Lampung nyari kapal ferry nya di Tanjung Priok…….huehehe dapet info darimana dia – dan sekarang mau menuju ke merak…..luar biasa.

Saya sudah paham duduk perkaranya sekarang……

“Mbak, Merak itu jauh lho masih 120km lagi sekarang jam 20.30 paling cepet si mbak sampe sana jam 12 malem. Gimana berani mbak?” tanya saya menjelaskan.

“Iya berani pak..” jawab si gemuk semangat, optimis dan tanpa keraguan sedikitpun……

Seandainya dia jadi ragu-ragu untuk melanjutkan perjalanan, saya sudah siap menawarkan untuk mampir ke rumah dan istirahat saja dulu dirumah saya, baru besoknya melanjutkan perjalanan.

Tapi karena mereka begitu ingin untuk melanjutkan perjalanan akhirnya saya putuskan untuk memandu dia sampai ke Daan Mogot (gila apa kalo saya biarin jalan sendirian – bisa2 nggak keluar-keluar dari Jakarta mereka), kalo saya lepas di Daan Mogot nanti mereka bisa tinggal lurus saja ke Tangerang dan lanjut ke Merak.

Si gemuk yang tampaknya menjadi leadernya kini mengambil alih stang kemudi, dengan lincah mengikuti saya dan mat item menerobos ramainya lalulintas malam itu.

Kami sempet berhenti dulu untuk mengenakan jas hujan karena gerimisnya kini berubah menjadi hujan (tapi tidak lebat), waktu berhenti ini saya makin yakin mereka bukan anak club motor – saya perhatikan motornya Suzuki Smash (no pol AG4854KB) spionnya hanya ada sebelah kanan, jas hujan yang dipakai ponco ini pun cuma satu buah….kalo anak club motor yg lagi turing pastinya kelengkapan motor kumplit, plus jas hujan tipe dua pieces bukan ponco.

Pas berhenti pake jas hujan inilah baru saya sempet nanya nama mereka – Si gemuk ini bernama Tata, sementara temannya yang bertubuh langsing dan lebih tinggi ber nama Novi……

Saya tanya kapan mereka berangkat dari Blitar, kemarin malam kata mereka….bawa motornya gantian katanya.

Wah bener2 berani luar biasa dua perempuan ini, saya langsung merasa jadi Biker Cupu didepan mereka, turing2 saya semuanya gak ada apa2nya. Kalo saya kan turing dipersiapkan dengan matang cari info di internet dulu, liat petanya, kalo rutenya belum dikenal pasti aku libas siang hari dlsbnya, Nah mereka ini lebih edan ternyata jalan malem Blitar – Jakarta sendirian pula, terus lanjut jalan malem lagi Jakarta – Lampung. Nggak bawa peta….blom pernah ke Jakarta….bener-bener biker pemberani.

Weeks bandingan dengan anak club motor….jalan rame-rame, bawa peta, bawa gps plus pake rakom (radio komunikasi), ditiap kota yang dituju disambut dan diantar club lokal setempat…hehehe

Saya angkat topi deh buat keberanian mereka, entah keperluan apa yang menyebabkan mereka senekat itu…… saya hanya bisa berdoa semoga Allah memberi kemudahan dan keselamatan kepada mereka.

Di Jalan Daan Mogot, saya kasih briefing terakhir, mereka mengucapkan terima kasih dan langsung lanjutkan perjalanan kamipun berpisah. Saya berputar di putaran pertama yang saya jumpai untuk kembali menuju ke rumah….sambil masih terus berpikir betapa cupunya saya di banding mereka……….

Salam/imam arkan

Ketika Saya merasa Menjadi Biker Cupu

Kamis malam 18 Februari 2010, sekitar jam 20 dengan menunggang Mat Item - Yamaha scorpio ku saya tinggalkan halaman kantor yang berada di kawasan Tanjung Priok untuk pulang menuju rumahku di daerah Pasar Minggu.

Gerimis tipis yang saat itu turun tidak begitu saya pedulikan, saya arahkan mat item menyusuri jalan Yos Sudarso, lalulintas malam itu masih ramai namun lumayan lancar.

Di lampu merah perempatan jl Pemuda – Pramuka, lampu lalulintas menyala merah, sayapun berhenti demikian juga dengan motor2 lain, tiba-tiba boncenger di motor sebelah bertanya pada saya.

“Pak, jalan ke Merak lewat mana ya?”

“Heh, ke Merak?” tanya saya balik, seakan tidak percaya, sambil memperhatikan sipenanya yang ternyata seorang perempuan berperawakan agak gemuk.

“Iya pak ke Merak” katanya meyakinkan saya.

“Wah masih jauh dari sini mbak – ya udah ikuti saya dulu deh nanti didepan saya jelasin” kata saya soalnya lampu sudah menyala hijau.

Motor si gemuk inipun mengikuti motor saya membelok ke jalan pramuka. Diujung jalan pramuka kami berhenti si gemuk ini turun sementara ridernya tetep menunggu di motor.

Kini saya lebih bisa memperhatikan lagi sosok perempuan ini, badanya tidak terlalu tinggi ya rata2 tinggi perempuan Indonesia lah, perawakannya agak gemuk usianya mungkin belum 30 tahun, pakaiannya bersahaja, celana jin ¾ tanpa sepatu (pakai sandal), mengenakan jacket anak muda yang ada kupluknya, dan pake helm half face. Jelas perempuan ini bukan anak motor, ataupun anggota klub motor yang sedang turing.

“Memangnya mau ke Merak ya mbak?” tanya saya kembali meyakinkan akan tujuan mereka.

“iya pak” jawab nya.

“Ya udah kamu nanti dari sini lurus aja terus cari jalan yang arah Grogol, terus ke Tangerang”

“Kamu tau Grogol kan?” tanya saya

“Ndak Pak, saya ngak tau, saya baru nyampe dari Blitar” katanya….

“Hah Blitar?... Mas yang itu tau nggak Grogol?” kata saya sambil menunjuk si Rider yang ada diatas motor (saya berpikir si gemuk ini orang Blitar dan diboncengin sama si Rider ini yang orang Jakarta).

“Dia Ndak tau juga pak, dia bareng-bareng saya dari Blitar, dan dia juga perempuan” kata si Gemuk menjelaskan…..(si rider ini pake helm full face makanya saya nggak tau kalo dia perempuan)

“Hah jadi kalian dari Blitar?.....trus tadi darimana?”….tanya saya dan makin kaget

“Iya kami tadi dari Tanjung Priok mau nyari kapal ke Lampung, tapi nggak ada dan disarankan ke Merak aja” katanya menjelaskan…….

Ampun deh dua perempuan ini nekat banget, dari Blitar mau ke Lampung nyari kapal ferry nya di Tanjung Priok…….huehehe dapet info darimana dia – dan sekarang mau menuju ke merak…..luar biasa.

Saya sudah paham duduk perkaranya sekarang……

“Mbak, Merak itu jauh lho masih 120km lagi sekarang jam 20.30 paling cepet si mbak sampe sana jam 12 malem. Gimana berani mbak?” tanya saya menjelaskan.

“Iya berani pak..” jawab si gemuk semangat, optimis dan tanpa keraguan sedikitpun……

Seandainya dia jadi ragu-ragu untuk melanjutkan perjalanan, saya sudah siap menawarkan untuk mampir ke rumah dan istirahat saja dulu dirumah saya, baru besoknya melanjutkan perjalanan.

Tapi karena mereka begitu ingin untuk melanjutkan perjalanan akhirnya saya putuskan untuk memandu dia sampai ke Daan Mogot (gila apa kalo saya biarin jalan sendirian – bisa2 nggak keluar-keluar dari Jakarta mereka), kalo saya lepas di Daan Mogot nanti mereka bisa tinggal lurus saja ke Tangerang dan lanjut ke Merak.

Si gemuk yang tampaknya menjadi leadernya kini mengambil alih stang kemudi, dengan lincah mengikuti saya dan mat item menerobos ramainya lalulintas malam itu.

Kami sempet berhenti dulu untuk mengenakan jas hujan karena gerimisnya kini berubah menjadi hujan (tapi tidak lebat), waktu berhenti ini saya makin yakin mereka bukan anak club motor – saya perhatikan motornya Suzuki Smash (no pol AG4854KB) spionnya hanya ada sebelah kanan, jas hujan yang dipakai ponco ini pun cuma satu buah….kalo anak club motor yg lagi turing pastinya kelengkapan motor kumplit, plus jas hujan tipe dua pieces bukan ponco.

Pas berhenti pake jas hujan inilah baru saya sempet nanya nama mereka – Si gemuk ini bernama Tata, sementara temannya yang bertubuh langsing dan lebih tinggi ber nama Novi……

Saya tanya kapan mereka berangkat dari Blitar, kemarin malam kata mereka….bawa motornya gantian katanya.

Wah bener2 berani luar biasa dua perempuan ini, saya langsung merasa jadi Biker Cupu didepan mereka, turing2 saya semuanya gak ada apa2nya. Kalo saya kan turing dipersiapkan dengan matang cari info di internet dulu, liat petanya, kalo rutenya belum dikenal pasti aku libas siang hari dlsbnya, Nah mereka ini lebih edan ternyata jalan malem Blitar – Jakarta sendirian pula, terus lanjut jalan malem lagi Jakarta – Lampung. Nggak bawa peta….blom pernah ke Jakarta….bener-bener biker pemberani.

Weeks bandingan dengan anak club motor….jalan rame-rame, bawa peta, bawa gps plus pake rakom (radio komunikasi), ditiap kota yang dituju disambut dan diantar club lokal setempat…hehehe

Saya angkat topi deh buat keberanian mereka, entah keperluan apa yang menyebabkan mereka senekat itu…… saya hanya bisa berdoa semoga Allah memberi kemudahan dan keselamatan kepada mereka.

Di Jalan Daan Mogot, saya kasih briefing terakhir, mereka mengucapkan terima kasih dan langsung lanjutkan perjalanan kamipun berpisah. Saya berputar di putaran pertama yang saya jumpai untuk kembali menuju ke rumah….sambil masih terus berpikir betapa cupunya saya di banding mereka……….

Salam/imam arkan

Wednesday, February 17, 2010

Bekal

Kemarin sore karena badan tidak fit saya pulang on time dari kantor, Alhamdulillah tiba dirumah pas adzan magrib berkumandang, setelah memasukan motor ke halaman rumah saya bergegas ke masjid tanpa sempat berganti pakaian hanya sempat menyambar payung saja....maklum mendung tebal bergelayut dilangit siap menghunjamkan titik air hujan ke bumi.

Dijalan menuju mesjid saya bersua dengan jiran saya seorang Bapak-bapak yang juga akan ke mesjid.

"Asalamualaikum..." ujarnya sambil menyalami tangan saya.
"Waalaikumsalam..." jawab saya sambil menjabat tangannya.
"Udah pulang Mam?..." tanyanya lagi (biasanya saya memang tidak pernah pulang sore, selalu malam)
"Iya pak, ini baru nyampe dari kantor terus langsung mau ke mesjid" kata saya menjelaskan, sambil berjalan di sisinya.
"Iya baguslah, kita ini kan lagi ngumpulin bekal" katanya ringan, "Apalagi disana nanti gak ada yang bisa kita sogok pake duit kita Mam, kalo kita nggak punya amalan, terus bekal apa nanti yang kita bawa coba?" ujarnya lagi setengah bercanda....

Walaupun disampaikan dengan bercanda, namun sangat mengena di hati saya...."Bener juga apa yang dikatakan dia, kita di dunia inikan seharusnya mengumpulkan bekal untuk akherat bukan untuk menumpuk harta dunia, memangnya kita bakalan selamanya hidup didunia? tujuan akhirnya kan akherat, final destination nya akherat bukan dunia....."

Jadi sudahkah kita disela-sela kesibukan kita bekerja memenuhi kebutuhan hidup (untuk yg hidupnya msh pas-pasan) ataupun sibuk untuk menumpuk harta (untuk yg hidupnya sudah mapan), ataupun disela-sela kesibukan kita menuntut ilmu (buat yg masih kuliah, atau belajar) apakah sudah kita upayakan untuk mengumpulkan bekal untuk di akherat kelak.

Jika jawabnya "Belum", maka sebaiknya mulailah dari sekarang.....mumpung masih diberi umur oleh NYA.

Saturday, February 06, 2010

Orang Yang Tidak Dipedulikan Allah

Assalamualaikum wr.wb
Dalam Hadis Shahih Muslim terdapat tiga hadis mengenai orang yang tidak dipedulikan Allah, namun disini saya sampaikan dua buah saja
hadis no 83
Dari Abu Dzar r.a , dari Nabi SAW, sabdanya "Ada tiga golongan dimana Allah tidak akan bercakap dengan mereka pada hari kiamat. Mereka itu ialah : (1) Orang yang suka memberi, tapi suka menyebut-nyebut pemberiannya. (2) Orang yang menawar-nawarkan dagangannya dengan sumpah palsu. (3) Orang yang suka berpakaian berjela-jela* karena sangat luasnya."
*) berpakaian sampai menyapu tanah untuk menunjukkan dirinya orang kaya atau bangsawan tinggi.
hadis no 84
Dari Abu Hurairah r.a katanya Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga golongan dimana Allah tidak akan bercakap kepada mereka, tidak membersihkan mereka daripada dosa, --Kata Mua'wiyah juga tidak akan menengok kepada mereka bahkan mereka mendapat siksa yang pedih : (1) Orang tua yang pezina, (2) Raja (penguasa) yang pembohong, (3) Si miskin yang sombong.
Dikutip dari kitab terjemah hadis Shahih Muslim jilid I hadis no 83 dan 84.
Mudah-mudahan Allah membantu upaya dan ikhtiar kita agar tidak termasuk dalam golongan orang yang tidak dipedulikan Allah tersebut diatas.
salam/imam arkan