Jum'at 14 Mei 2010, Lautan Pasir Bromo.....jam 11.30...
Kami tiba diparkiran dengan kaki yang lumayan capek, terutama dengkul kaki saya terasa nyeri ketika harus menahan bobot tubuh saya saat menuruni anak tangga dari kawah bromo....dasar dengkul tuwir hehehehe.
Kami kumpul sebentar untuk koordinasi, rencananya dari sini kami akan ke Penanjakan dan selanjutnya buka tenda di Penanjakan, baru besok paginya setelah melihat sun rise kami akan turun kembali ke Tulung Agung.
Ternyata Adik dan ponakan bro Kholik tidak ikut serta nge-camp di Penanjakan, mereka ingin pulang ke Tulung Agung karena hari Sabtunya mereka ada pekerjaan, jadi nanti di Penanjakan mereka akan berpisah dan melanjutkan perjalanan ke Tulung Agung.
Rencana untuk mengunjungi goa widodaren disisi barat bromo juga terpaksa kami drop karena sudah terlalu siang, badan sudah lelah dan ingin segera istirahat.
Setelah jelas semuanya kami pun bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Dari tempat kami parkir sudah terlihat bukit terjal yang harus kami daki, dan jalanannyapun terlihat bagaimana kemiringannya yg luar biasa serta cukup panjang konon kemiringannya mencapai 60 derajat.......hiks udah kebayang motor saya pastinya akan tersiksa dan susah melewatinya.
Tanjakan inilah salah satunya yang menyebabkan jip-jip toyota hardtop sewaan menjadi laris, karena hanya kendaraan dengan power yang besar dan gardan ganda yang mampu melewati tanjakan seperti ini. Selain tentunya kendaraan2 gardan ganda ini mampu melewati lautan pasir dengan aman - tidak takut terbenam di pasir.
Rombongan kami berhenti sejenak dibawah tanjakan terjal ini, selain untuk memberikan kesempatan motor saya mendinginkan koplingnya, juga untuk sessi foto-foto terakhir sebelum meninggalkan lautan pasir yang mempesona (soalnya nggak tau kapan balik lagi berkunjung kesini hehehe)
Serombongan anak muda dengan menggunakan motor melewati kami....mereka menuju tanjakan terjal tsb. sehingga kami putuskan berhenti agak lebih lama memberi jeda waktu agar mereka lewat dulu.
Selang lima menit, kami putuskan bergerak.....saya di depan....wussss saya betot gas, motorpun bergerak dan langsung berhadapan dengan tanjakan maut ini, gila nih tanjakan nggak ngasih
ancang-ancang....langsung naik terjal dan mendongak, di ujungnya membelok patah sesuai lekukan pinggang bukit....begitu belok jalanannya tetep nanjak....hehehe mana jalannya jelek lagi...hiik
unnnggg....mesin motor ku meraung-raung mencoba menaklukan tanjakan edan ini, masih bisa naik dan bergerak dengan....40kpj...30kpj...20kpj...hiks kecepatannya semakin melambat.waks tiba-tiba didepanku ada rombongan anak muda yang tadi melewati kami.....rupanya sebagian motornya nggak kuat nanjak...jadi mereka jalan kaki ndorong motornya; jalanku terhalang.... sial...saya mesti mengerem....yaaah hilang deh tenaga motor saya...saya coba gass lagi tapi tidak ada pergerakan maju.... diem ditempat.....
Hiks....motor saya kehabisan nafas....koplingnya selip lagi, terpaksa minggir berhenti sambil menekan tuas rem kuat-kuat, karena kalo rem dilepas motor serasa di betot kebelakang saking terjalnya tanjakan ini.
Satu-satu temen rombongan melewat saya....posisinya memang sulit untuk berhenti karena ditanjakan, terakhir bro UJ datang, melihat motor saya berhenti, bro UJ ingin membantu menolong.... dia coba berhenti di belakang motor saya, namun tempat dia berhenti ternyata permukaannya berkerikil, sehingga ketika motornya berhenti dan terbetot kebelakang saat direm ban depannya tetep meluncur karena tdk ada pegangan yg kuat, walhasil motor bro UJ pun sukses nyungsep setelah beberapa meter
meluncur kebelakang.....
Saya lihat bro UJ kesulitan mendirikan scorpionya, saya sendiri tdk bisa membantu karena harus memegangi motor saya.....wah bener2 situasi yg sulit.
Untungnya tdk lama ada pengendara lokal yang lewat dan membantu bro UJ. Selanjutnya kami mencoba memindahkan posisi motor ketempat yang lebih aman, saya dorong motor saya dibantu biker lokal yg tadi membantu bro UJ.....uuuuh berat banget, gila ndorong motor full loaded di penanjakan tengah hari bolongpula....ampun deh ini olahraga paling unik di dunia kali.....gak sampe 50m, habis sudah nafas saya...fuuh..haap...haap....haap....saya megap-megap.
Hampir sepuluh menit saya menunggu agar nafas saya kembali normal...huh..
Setelah berunding dengan bro UJ akhirnya kita putuskan motor saya ditarik oleh motor bro UJ, untunglah saya selalu siap tambang di toolkit bag untuk turing saya.....
Dengan di tarik motor Bro UJ akhirnya kami sampai di pertigaan Wonokitri - Penanjakan, dimana jalan yang ke kiri menuju wonokitri yang lurus menuju penanjakan, Adik dan Ponakan bro Kholik berpisah disini, mereka ke kiri menuju wonokitri dan lanjut ke Tulung Agung.
Sedangkan kami setelah meminggirkan motor di pertigaan tsb, segera menuju ke sebuah warung untuk makan siang (eh salah makan indomie ding, hiks tdk ada yg jualan nasi) sambil mencoba istirahat mengembalikan tenaga yg terkuras....apalagi jam sudah menunjukan pukul 12.30....weeww capeknya asli....
Jam 13.15 kami lanjutkan perjalanan ke penanjakan. motor saya tetap ditarik motor bro UJ, tidak sampai setengah jam kami sudah tiba diPenanjakan.
Penanjakan siang itu sepi, hanya ada satu warung yang buka. Rupanya penanjakan sehari-hari memang seperti itu, ramainya mulai dari jam 03.30 dini hari sampai jam 08.00 saja yaitu saat wisatawan datang melihat sun rise, selanjutnya ya sepi jarang warung yang buka bahkan toilet pun tutup jam-jam segitu (lewat dari tengah hari).
buka tenda di penanjakan, bro kholik kedinginan
Begitu tau kami akan buka tenda si pemilik warung menawari kami untuk menjaga motor kami, tarifnya 10 ribu per motor, yang kami ok kan saja selanjutnya kami ke atas untuk mencari lokasi buka tenda, disinipun begitu juga untuk kebersihan dan keamanan kami dikenai Rp 10 ribu. Beruntung kami masih ketemu penjaga toilet yang akan pulang ke wonokitri, dan ybs akhirnya bersedia tetep memberi kami akses ke toilet sepanjang malam dengan membayar rp 10 ribu.....hihihi ini kayaknya negeri serba
sepuluh ribu.....
Lokasi camping kami disebuah sudut yg masih berada di pelataran gardu pandang, jadi di jamin besok pagi kami akan terbangun oleh ramainya pemburu matahari terbit dari berbagai negara....hehehe (beneran banyak orang bule kemari loh).
Setelah dengan susah payah membawa peralatan camping kami dari parkiran motor ke atas di area gardu pandang, maka tanpa babibu pun kami langsung membuka tenda.....satu-satunya yang ada di pikiran kami adalah segera buka tenda kemudian merebahkan diri untuk istirahat.......kami bener2 sdh kelelahan.
Maka begitu tenda terpasang. saat itu masih pukul 14.00 siang...segera saja saya merebahkan diri dan tertidur......zzz...zzz...zzz, tanpa mempedulikan sebagian barang-barang yg masih tertinggal diluar tenda - soalnya siapa yg mau mencuri ya, sepi banget tidak ada pengunjung kecuali disebelah bawah ada juga yang buka tenda seperti kami ...
Jum'at 14 Mei 2010. Penanjakan (2700mdpl) jam 17.00......
Udara dingin yang menerobos masuk dari pintu tenda yang saya biarkan terbuka berhasil membuat saya terbangun.......ketika saya mencoba meregangkan kaki sebelum bangun, tiba-tiba kaki kiri saya kraam.....arrrrgh sakitnya minta ampun, Untung bto Kholik yg tidur disebelah segera terbangun dan membantu......fuiiih kelihatannya saya memang benar2 keletihan, sampai2 tidur saja kaki bisa kraam.
Saya coba keluar supaya bisa menghirup udara segar dan melemaskan otot kaki saya....eh ternyata cuaca diluar lagi cerah, gunung Bromo, gunung Batok dan Semeru di latar belakangnya terlihat jelas.
Tadi siang ketika kami sampai di penanjakan ini gunung-gunung tersebut tertutup awan dan kabut.
Buat para fotografer cuaca di Bromo kali ini pasti akan bikin pusing, cepat sekali berubahnya dari yang tertutup kabut, kemudian cerah dan kembali tertutup kabut bisa terjadi dalam hitungan menit saja.
Golden time or Golden moment yang biasanya ada di pagi hari atau sore hari harus bener-bener di tungguin dan siap dengan kamera yang siap bidik. Kalo tidak bisa-bisa bakalan kecewa sudah jauh-jauh datang tapi kehilangan momen yang indah.
Memang sebaiknya mengunjungi Bromo ini baiknya saat musim kemarau kira-kira Juli - Agustus, biasanya udara cerah, tapi memang malamnya jadi lebih dingin.
Jadi sore itu saat cerah begini tidak saya sia-siakan untuk coba ambil beberapa foto, tapi tangan yang kedininginan dan badan yang masih terasa letih menyebabkan saya lebih suka buru-buru masuk kembali ke dalam tenda dari pada asyiik ngambil foto di udara terbuka yang dingin di sore tsb,
Sementara itu bro UJ dapet sewaan tungku (anglo) dari orang warung - dengan membayar rp 10 ribu tentunya, (arengnya beli sendiri). Sementara itu karena hari sudah menjelang magrib, kami segera masak air panas untuk menyeduh popmie dan kopi, menggunakan kompor gas yang saya bawa. Kompornya berupa kompor lipat, bahan bakarnya menggunakan tabung gas sebesar kaleng Pilox, antara tempat api dan tabungnya dihubungkan dengan selang karet dan sebuah regulator di ujung tabung gas.
Walaupun ada sedikit masalah diregulatornya namun malam itu kami sukses memaksa popmie dan minum kopi hangat, lumayan lah.....walau sebenernya perut ini sangat merindukan nasi.....maklum perut orang indonesia, kalo belum ketemu nasi rasanya ya belum makan gitu.....hihihihihi.
Begitu selesai isi perut, saya dan bro Kholik langsung masuk tenda dan menutup pintu tenda dan mulai ber hibernasi....., saya masuk kedalam sleeping bag, jaket plus kupluk yang menutupi kuping saya serta sarung tangan sangat membantu meredam dingin nya penanjakan....
Sementara bro Kholik yg tidak membawa sleeping bag (untung bawa matras dia), terpaksa menggunakan jaket dan baju lima lapis plus kupluk, kaos kaki dan kerukupan sarung itu saja masih kedinginan dia....hihihi.
Ditenda sebelah (kami membawa dua tenda) bro UJ sendirian entah lagi sibuk ngapain dia.
Malam itu penanjakan disiram hujan lebat yang disertai guntur yang bersahut-sahutan, entah apa karena kami di ketinggian (2700 mdpl) , suara gunturnya terdengar lebih keras dan menyeramkan ...untungnya tidak sampai 20m dari tempat kami berkemah ada beberapa tower BTS milik beberapa operator telpon seluler, jadi pastinya ada penangkal petirnya.... so kami aman dong dibawahnya hehehe
meniti jalan setapak di pinggir caldera
Hujan lebat tersebut ternyata berhasil menembus tenda bro UJ, bro UJ tanya ke saya dimana lap kanebo saya, dia mau mengeringkan lantai tenda....
"Wah lap kanebo nya ada di box Givi di motor, nih kuncinya kalo mau ngambil di parkiran motor" kata saya sambil menjulurkan kunci dari pintu tenda yg saya buka sedikit aja cuma pas buat kunci lewat, gak berani buka gede-gede saking takutnya udara dingin menyerbu ke dalam tenda hehehe....
"Sekalian ambilin kotak obat-obatan gw ya Bro, badan gw agak demam nih perasaan" lanjut saya.
Memang benar badan saya terasa seperti demam, mungkin kerena sangat kelelahan dan kondisi cuaca yang ekstrim badan saya terasa lemas kehabisan tenaga dan agak demam.
Begitu bro UJ kembali dengan kotak obat saya segera minum tolak angin, dan vitamin serta panadol setelah itu segera meringkuk kembali ke dalam sleeping bag berusaha untuk segera tidur.......
Sabtu, 15 Mei 2010, Penanjakan jam 03.30 dini hari.....
Suara-suara langkah kaki orang, dan orang bercakap-cakap disekitar tenda kami, membangunkan saya dari tidur.....uuuh sudah mulai berdatangan rupanya para pemburu matahari terbit ini..... Hujan sudah berhenti, entah jam berapa berhentinya yang masih tersisa kini udara dinginnya dan bumi yang basah....
Saya coba intip dari pintu tenda....waaks ramai banget, saya meringkuk lagi dalam sleeping bag, enakan tidur aja aah diluar dingin dan crowded banget, barulah sekitar jam 4.30 kami bangun, karena masih dingin dan gelap kami cuma duduk-duduk dipintu tenda masing2 sambil menghangatkan diri didekat tungku yang kami nyalakan.
Saya mencoba memasak air dengan kompor gas untuk membuat kopi guna menghangatkan diri, beberapa saat setelah kompor menyala, ternyata ada masalah diregulator yg ditabung gas, aliran gasnya tidak stabil, membuat apinya membesar sendiri.
Saya coba membetulkan regulatornya, tapi malah menyebabkan adanya kebocoran cairan lpg keluar dan mengalir sepanjang selang karet....menuju api kompor.....dalam hitungan detik....Bluuuup...api menyala sepanjang selang karet dan tabung gas.....
Kaget dan panik, reflek saya raih tabung gas yang terselubung api itu, dan mencoba melepaskan dari selang karet nya....begitu berhasil saya lempar tabung terbakar itu menjauh....cuma karena panik tabung yang dilempar menjauh itu malah masuk ke dalam tenda nya bro UJ.....
Gantian bro Uj yang panik ada api berkobar di dalam tendanya..... buru-buru diraih tabung api tsb, trus dilemparkan keluar.....kali ini arahnya bener, ke arah semak2 menjauh dari tenda kami dan menjauh dari orang-orang..... tapi masih menyala - takut meledak buru-buru saya lompat dan menyungkupnya dengan tabung tempat gelas......pssh api nya mati....hehehe lega.
fuuuh hampir aja kejadian kebakaran, kita bertiga masih kaget, tapi akhirnya ketawa sendiri inget kejadian itu....orang-orang bule yang liat mungkin ngira kita lagi main debus tuh, lempar-lemparan tabung berapi antar tenda.....hahahaha, kagak tau kita lagi panik.
Menjelang jam 5.30 mulai terlihat warna jingga matahari di ufuk timur, bro UJ segera berbaur dengan pemburu matahari lain, saya sendiri tidak terlalu tertarik, selain sudah pernah liat, dan badan yg masih kelelahan suasana yang crowded juga bikin males, akhirnya enakan liatin atau motoin para pemburu matahari ini aja.
Baru deh setelah jam 6.30 an dimana suasana sudah lebih terang dan sebagian pemburu matahari sudah mulai meninggalkan lokasi, saya coba ambil beberapa foto - saya cukup beruntung....karena menjelang jam 07.00 tiba-tiba mendung dan kabut datang.....tidak lama kemudian hujan gerimispun turun......
Akibatnya tidak ada pemandangan yg bisa dilihat, para pemburu mataharipun meninggalkan penanjakan, kini penanjakan sepi kembali.......tinggal kami yang ada dan tetangga kami yang buka tenda disebelah bawah.....
Jam 7.30 kami mulai packing, dilanjutkan membongkar tenda, dalam cuaca berkabut dan hujan gerimis kami pun meninggalkan area gardu pandang penanjakan, menuju parkiran motor......mission complete.
kuda ngobrol sama kuda, orang ngobrol sama orang
Setelah menyelesaikan pembayaran parkir motor sekitar jam 08.00 kamipun melanjutkan perjalanan menembus udara dingin, pekatnya kabut dan hujan gerimis, menyusuri jalanan yang berkelok-kelok menuju wonokitri kemudian mengambil jalan yang ke arah Nongko Jajar dan akhirnya menuju ke Malang
Entah kenapa motorku terasa normal kembali, bahkan melewati tanjakan-tanjakan di Nongko Jajar pun mampu dilalui tanpa masalah, karenanya rencana untuk mampir ke Bengkel Resmi di Malang kita batalkan, padahal saya sudah mengantongi sejumlah alamat bengkel yang dikirim oleh Rekan saya di SOC (Skywave Owner Club) - terima kasih buat Aa Gandi dan Bro Herdiansyah yg sdh ngirimin alamat bengkel via sms......
Sekitar jam 10.00 kami sudah tiba di Malang dan kami lanjutkan terus ke Tulung Agung; Hehehe Target turing untuk exploring bromo memang sudah terpenuhi.....tapi sebenernya turing belum tuntas karena sesuai schedule malam ini kami harus sudah sampai di Yogya menginap semalam di yogya kemudian hari Minggunya kembali ke Jakarta.....hiks masih ada perjalanan panjang untuk menuju rumah kami......
Jam 12.15 kami tiba di kediaman Bro Kholik di Tulung Agung,....ah kamipun mandi dan bersih-bersih....aah segarnya bisa membersihkan badan - soalnya di penanjakan nggak berani mandi....dingin boo..lebih nikmat lagi setelah mandi kami bisa santap siang dan ketemu Nasi.....hehehehe
Rencananya kami akan berangkat melanjutkan perjalanan ke Yogya jam 14.00 tapi karena braket box motor bro Kholik retak dan nyaris patah, maka diputuskan keberangkatan di undur sampai braket motor bro kholik selesai di las dan diperbaiki.....
Akhirnya kami baru bisa berangkat pukul 16.00 dari Tulung Agung di iringi dengan hujan lebat.....tanpa buang waktu kami langsung melanjutkan perjalanan seperti rute kemarin tapi dari arah yang sebaliknya...
Setelah mengambil jalur alternatif sukoharjo - klaten (delangu) kemudian dilanjutkan dengan klaten - yogya, kamipun berhasil mencapai yogya - tepatnya di kediaman Bro Gumulya pada pukul 22.30.
Minggu, 16 Mei 2010 - Yogya (kediaman bro Gumulya) pukul 07.00
Kami bermalam di kediaman bro Gumulya malam ini dan keesokan paginya setelah sarapan nasi gudeg sajian dari tuan rumah pada pukul 07.00 kami pun melanjutkan perjalanan, menuju Jakarta via Purwokerto.......
Ini adalah etappe-etappe melelahkan, dimana memang stamina tubuh sudah menurun sementara kami masih punya target harus sampai rumah pada hari Minggu, supaya Senin nya sudah bisa masuk kantor. Jadi memang fisik dan mental bener-bener di uji ketahanannya untuk tetap bisa mengendarai motor dengan safety.
Alhamdulillah perjalanan lancar sekali, jam 10.00 kami sudah tiba di Purwokerto - kami mampir ke bengkel untuk memperbaiki lampu motor bro kholik serta menambah oli. Jam 11.00 kami makan siang di soto ayam jalan Bank, yang memang sudah terkenal sejak dulu......
Cirebon bisa kami capai pada pukul 16.00 setelah melewati jalan yang jelek dan rusak lumayan parah antara prupuk - ketanggungan, sayangnya hujan lebat yang mengguyur Cirebon menyebabkan kami memutuskan istirahat dulu sambil ngopi-ngopi.
Semangat kami sebenarnya bangkit lagi setelah sampai di Cirebon, tinggal 250km lagi menuju Jakarta, perhitungan kami jam 22.00 akan tiba di Jakarta.....namun perkiraan kami salah, kesabaran dan ketangguhan kami masih harus di uji lagi....hujan yang mengguyur sejak cirebon tidak berhenti-henti menyebabkan perjalanan tidak secepat yang kami kira, yang lebih menyebalkan lagi adalah kemacetan panjang di daerah ciasem - subang, benar-benar menguras sisa-sisa tenaga kami.....
Alhamdulillah semuanya berhasil kami lalui.....pukul 23.15 kami berhasil mencapai perempatan Metropolitan Mall - Bekasi, titik dimana kami sepakat menyatakan turing berakhir dan tempat dimana kita berpisah menuju rumah masing-masing......Bro Kholik ke kanan menuju Priok, sementara saya dan Bro UJ lurus menyusuri Kali Malang.....Kami bersalaman disini dan melanjutkan perjalanan masing-masing
Saya berpisah dengan bro Uj di Kalimalang ini saya lanjut ke Poltangan Pasar Minggu dan Alhamdulillah tiba dengan selamat tepat pukul 24.00 disambut oleh isteri saya yang memang sudah menunggu...
Terima kasih ya Allah......saya sungguh-sungguh bersyukur turing marathon ini bisa terlaksana, praktis kami menyelesaikan turing ini dalam waktu 99 Jam, atau 4 hari, 3 jam...menempuh jarak sekitar 2.000km.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh brother and sister yang telah mendukung dan mendoakan keselamatan kami......juga terima kasih buat mbah Gaek - pak Jafron yang selalu monitor posisi kami...
Demikian catatan perjalanan saya kali ini - sampai bertemu di cat-per lainnya
Salam/imam arkan
SIMC - 018
SOC - 157
MiLYS - 170